Penceritaan kembali: Social Software in Libraries (Meredith G. Farkas)

”We know more than we can say

We say more than we can write”

–Michael Koenig, spring in Tallinn 2008

Mempelajari pengetahuan tidak berarti apa-apa jika kita tidak mengekpresikan apa yang kita ketahui ke dalam kata-kata. Dalam diskusi kita mengenal diri kita lebih baik tetapi dalam tulisanlah kita mengetahui siapa diri kita sebenarnya. Tidak semua orang adalah pujangga akan tetapi semua orang adalah pencerita yang baik, dan menulis adalah tidak lain dari cara lain untuk bercerita. However, saya bukan pujangga tapi saya kira saya bisa jadi pencerita yang baik. Karena itu, saya akan berusaha menceritakan kembali apa-apa yang sudah saya ketahui dan baca. Penceritaan kembali, saya lebih suka menyebutnya begitu, karena mungkin apa yang saya tulis terlalu informal untuk dikatakan resensi atau kurang intelek untuk menjadi sebuah review.

Saya bukan berasal dari pustakawan, tetapi mempelajari ilmu kepustakawanan saat ini tidak ada bedanya dengan mempelajari teknik informasi atau ilmu informasi karena pada akar ilmunya memang tidak jauh berbeda. Saat ini, pustakawan harus peka terhadap teknologi internet khususnya web technology, tanpa dukungan teknologi tersebut pustakawan akan semakin ditinggalkan para penggunanya karena para pengguna tersebut sudah lebih dahulu mengadaptasi perkembangan yang ada. Untuk itu, saya merekomendasi buku dari Meredith Farkas ini kepada anda. Sangat berguna bagi perpustakaan-perpustakaan yang berusah menerapkan teknologi library 2.0.

Mengutip Tom Coates, Farkas mendefinisikan sosial software sebagai software yang mendukung, memperluas atau menghasilkan suatu nilai tambah dari perilaku sosial manusia melalui fitur-fitur seperti papan pesan, pesan singkat, aplikasi untuk berbagi selera musik, foto, miling lists, jejaring sosial. Social software mempunyai karakteristik setidaknya dua dari tiga point berikut ini:

a. Aplikasi tersebut mempersilahkan orang untuk saling berkomunikasi, berkolaborasi, dan membangun komunitas online.

b. Aplikasi tersebut dapat disindikasi atau memfasilitasi sindikasi, diperbagikan, digunakan kembali, atau digabungkan.

c. Aplikasi tersebut memudahkan orang untuk belajar dan menekankan pada perilaku atau pengetahuan dari yang lainnya.

Lebih lanjut Farkas memaparkan manfaat blogging bagi kepustakawanan saat ini dan kedepannya serta tips-tips menerapkan blog yang baik bagi perpustakaan. Selain blog, fitur-fitur web 2.0 lain yang dipaparkan Farkas antara lain RSS, wikis, online communities, social networking, social bookmarking and collaborative filtering, podcast, vodcast, hingga gaming. Keunggulan dari buku ini menurut saya terletak pada contoh-contoh yang diberikan Farkas, pembaca disajikan sejumlah referensi situs sehingga mengerti bagaimana tampilan sesungguhnya dari pemanfaatan teknologi ini. Jika anda menganggap buku ini adalah buku teknik seperti buku-buku pemrograman anda dipastikan keliru karena tidak ada penjelasan teknik atau uraian bahasa pemrograman sama sekali di dalam buku ini. Farkas mempunyai latar belakang sebagai pustakawan karena itu buku ini mempunyai perspektif pustakawan dalam penulisannya.

Mari kita memfokuskan pada pemanfaatan situs jejaring social bagi perpustakaan. Farkas berpendapat bahwa seseorang menggunakan situs jejaring social untuk menampilkan identitas dan jaringan sosial yang mereka miliki dan membangun hubungan yang baru berdasarkan hal tersebut. Farkas merunut proposisi nya tersebut kembali ke pertengahan tahun 60-an ketika Stanley Milgram bereksperimen untuk menentukan struktur dari jejaring sosial manusia. Farkas kemudian membagi tipe situs jejaring sosial menjadi 4 yaitu; social networking untuk generasi X (mereka yang lahir pasca 1970-an), social networking untuk Millenials (yaitu mereka yang lahir pasca 1990-an), social networking untuk bisnis, dan mobile social networking. Farkas menekankan bahwa pemanfaatan situs jejaring social lebih mengarah pada suatu perilaku yang lebih mengedepankan penciptaan identitas di dalam sebuah komunitas dibandingkan sebuah kolaborasi untuk tujuan tertentu.

MySpace dan Facebook adalah dua situs jejaring social yang banyak direferensikan oleh Farkas untuk para pustakawan. Tidak hanya untuk menampilkan profil perpustakaan atau dirinya sendiri, Farkas menunjukkan manfaat lain dari situs jejaring social antara lain untuk riset pasar dan membangun komunitas online dengan para pengguna (patrons). Perlu digarisbawahi, bahwa perpustakaan atau pustakawan sendiri tidak cukup hanya menampilkan profil, lebih dari itu, mereka harus berkomitmen untuk terus menerus meng-up date informasi yang ada. Kata kunci dari kesuksesan pemanfaatan situs jejaring social bagi perpustakaan dan atau pustakawan adalah ”keep coming back” (tetap kembali), maksudnya adalah situs jejaring social harus mampu menarik para pengguna untuk terus menerus mengunjungi profil perpustakaan atau pustakawan, membangun hubungan yang baik dan berimbas pada peningkatan performa dari perpustakaan atau pustakawan itu sendiri. Hal ini bisa dicapai dengan mempersilahkan pengguna untuk berkomentar, memberikan masukan, berita, informasi bahkan daftar buku yang selayaknya dikoleksi perpustakaan.

Iklan

Google to launch Friend Connect for the social Web

Ini adalah kutipan dari blog Dan Farber di cnet news.com (10/05/08), seperti yang sudah saya katakan dalam posting saya tentang opensocial bahwa goggle akan memprakarsai global trans-API maka dengan di launch nya Friend Connect langkah tersebut semakin dekat untuk terealisasi. Saat saya menulis post ini facebook dan myspace sudah memulai trans-API tersebut, facebook dengan ‘facebook connect’ dan myspace dengan ‘data avalaibility’ nya. Anyway, enjoy!

————————————————————————————–

Google is expected to join the social network data portability crowd with “Friend Connect” on Monday. TechCrunch speculates that Friend Connect will be a set of “APIs for Open Social participants to pull profile information from social networks into third party websites.”

Google will join Facebook and MySpace, which launched ways to port user data to partner sites this week. Facebook Connect will provide the hooks to let users port their friends, profile photos, events, and other data across the Web to partner sites. MySpace on Thursday announced Data Availability, with Yahoo, eBay, Photobucket, and Twitter as initial partners for its effort to let members port their data.

Yahoo is partnering with the leading social networks so its users can take advantage of the freeing of user data, and it will also be crafting its own social network and APIs as part of its forthcoming Yahoo Open Strategy.

TechCrunch’s Mike Arrington reasons:

The reason these companies are are rushing to get products out the door is because whoever is a player in this space is likely to control user data over the long run. If users don’t have to put profile and friend information into multiple sites, they will gravitate towards one site that they identify with, and then allow other sites to access that data. The desire to own user identities over the long run is also causing the big Internet companies, in my opinion, to rush to become OpenID issuers (but not relying parties).

With 70 million users, more than 20,000 Facebook applications, and about 350,000 developers, Facebook has a major scale advantage over Google’s Orkut. MySpace has the advantage of an even larger user base, but lags Facebook on the developer and application fronts.

However, Google has been taking a more open and distributed approach with its OpenSocial API, which allows compliant applications to work across any social network. By extension, Friend Connect would provide glue to allow any site to add a social dimension and build connections to other social networks.

I spoke with David Glazer, Google director of engineering, in March about injecting the social graph and data portability into the core fabric of the Web. He said the big challenge isn’t the technology but applying existing and emerging standards, such as OATH (secure API authentication), OpenID (identity management) and OpenSocial APIs (application integration).

The key for all the data portability efforts (check out the DataPortability Project) is that users have granular controls to manage their data and to maintain privacy and security. Facebook and MySpace have not fully disclosed how their privacy controls will work yet. Stay tuned for more details on Google’s Friend Connect and the next chapter of “The Making of the Social Web.”

 

Teknologi Informasi Hadapi Persoalan Dunia

Berikut adalah kutipan dari artikel di Kompas (09/05/2008), menurut saya artikel ini menarik karena selain berdasarkan wawancara kompas dengan ‘Bill Gates’ via email, artikel ini menunjukkan visi microsoft untuk masa depan digital media di masa depan. enjoy!

————————————————————————————-

William (Bill) H Gates, pendiri Microsoft Corporation dan orang terkaya di dunia karena penemuannya mengembangkan sistem operasi komputer yang digunakan ratusan juta orang diseluruh dunia, merasa yakin perangkat lunak dan teknologi digital adalah perangkat yang sangat bertenaga untuk menghadapi dan menyelesaikan berbagai isu dan tantangan yang dihadapi berbagai orang dan masyarakat.

Dalam wawancara lewat e-mail, Kompas menanyakan tentang dampak kenaikan harga minyak bumi terhadap kelangsungan industri teknologi komunikasi informasi yang menggunakan banyak sekali tenaga listrik? Walaupun Bill Gates tidak melihat adanya keterkaitan dengan solusi-solusi berbasis perangkat lunak, ia mengatakan, banyak hal yang bisa ditawarkan teknologi informasi untuk menghadapi persoalan dunia sekarang ini.

”Sekarang, industri perangkat lunak menawarkan teknologi yang bisa membantu bisnis dan individu untuk mengurangi konsumsi tenaga listrik ketika mereka menggunakan komputer. Kita juga banyak melakukan kemajuan menuju terciptanya sebuah generasi baru datacenter yang memberikan efisiensi sumber energi dibanding yang ada sekarang,” kata Gates.

Ditambahkan, persoalan ini menjadi penting karena jasa internet dan penggunaan komputer menjadi lebih menyebar, serta jumlah datacenter akan terus meningkat. ”Bersamaan dengan jalannya waktu, kita akan melihat solusi perangkat lunak yang akan memainkan peranan besar dalam membantu individu dan perusahaan-perusahaan untuk menggunakan energi lebih efisien,” ujar Bill Gates.

Disebutkan, perangkat lunak akan menjadikan rumah dan bangunan menjadi lebih cerdas, sehingga orang-orang akan menggunakan energi seperlunya untuk penerangan, mendinginkan atau memanaskan ruangan. ”Kemajuan perangkat lunak memungkinkan bisnis untuk merancang ulang berbagai produk, sehingga keseluruhan proses penggunaan energi dan sumber daya alam menjadi lebih efisien. Dengan harga yang terjangkau, komputasi kinerja tinggi akan memainkan peranan yang pentin dalam penelitian ilmiah untuk membantu memahami dampak perubahan iklim dan berbagai dampaknya,” papar Gates.

Mekanisme revolusioner

Pada bagian lain, Bill Gates menyebutkan, sekarang ini kita memasuki sebuah periode kemajuan pesat dalam perangkat lunak dan keras, serta sistem jejaring yang akan menjadi katalisator kemajuan dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang yang akan melebihi perubahan-perubahan yang terjadi selama 30 tahun ini.

”Kita sudah melihat bagaimana teknologi bisa mentransformasikan cara kita berbagi pengalaman dan berkomunikasi, bersamaan semakin banyak orang menggunakan komunitas sosial online sebagai landasan untuk berinteraksi secara menyeluruh dengan orang-orang yang mereka peduli,” kata Bill Gates.

Dikatakan, teknologi telah mentrasnformasikan cara kita memelihara kenangan masa lalu, cara kita mengakses hiburan, cara kita belajar, serta cara kita memanfaatkan jasa-jasa kesehatan. ”Transformasi ini akan mencapai tingkat kecepatannya sendiri, karena metoda yang digunakan berinteraksi dengan teknologi berkembang menjadi lebih dekat mengikuti cara orang-orang saling berinteraksi,” jelasnya.

Ditambahkan, komputasi yang lebih bertenaga dan murah memungkinkan para peneliti untuk menyelesaikan berbagai persoalan sulit seperti pengenal suara dan tulisan tangan. ”Kita sekarang memiliki aplikasi pengenalan bahasa lisan dan tulisan dengan ketepatan yang tinggi, dan kita mulai melihat kehadiran berbagai antarmuka yang memasukkan suara, visi tulisan tangan, sentuhan, dan rabaan,” kata Gates.

Bill Gates juga mengingatkan tentang kemajuan teknologi tampilan yang akan memainkan peranan penting dalam kehidupan digital.

”Beberapa dekade ke depan, layar monitor akan menjadi lebih murah, ringan, memiliki portabilitas, dan berkembang terus menerus. Di masa depan, kita akan menghubungkan perangkat portabilitas kita dengan layar tampilan apa saja yang terdekat, atau memproyeksikan informasi ke permukaan apa saja yang tersedia,” jelasnya.

Dijelaskan kalau mekanisme masukan dan keluaran seperti ini memiliki dampak revolusioner, tidak hanya bagaimana kita berinteraksi dengan teknologi tetapi juga bagaimana kita berinteraksi satu dengan lainnya.

Perangkat lunak gratis

Ketika bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, Gates menawarkan perangkat lunak gratis kepada lembaga pendidikan di Indonesia pada tahun 2009. Pemberian perangkat lunak gratis itu akan direalisasikan jika dunia pendidikan Indonesia mampu secara besar-besaran menyediakan komputer di lembaga pendidikan dengan harga murah.

”Kalau kita bisa mendapatkan satu komputer dengan harga murah bagi sekolah-sekolah di Indonesia, Bill Gates mengatakan, ‘200 dollar AS’, maka Microsoft menawarkan satu perangkat lunak gratis,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie dalam jumpa pers usai pertemuan. (inu)

Towards Communication between Digital Library and Its User as Stakeholder—In a Nutshell

Berikut adalah essay saya tentang aspek komunikasi dari performa digital library dengan penggunanya. Mengapa saya menekankan pada aspek komunikasi lebih khusus lagi mengapa developer dari digital library perlu mengetahui siapa kah penggunanya dan bagaimana berkomunikasi dengan mereka adalah karena pada saat ini dan kedepannya perkembangan dari digital library ataupun perpustakaan secara umum sebagaimana yang diungkapkan Pomerantz (2007) lebih banyak ditentukan oleh keinginan pengguna. Pengaruh social software, trans-API, dan interkoneksi yang semakin cepat (the grid) adalah faktor-faktor yang akan menjadi dominan selain makin tingginya kebutuhan akan ruang (space) bagi manusia. Essay ini adalah preliminary study dari teori komunikasi nya secara keseluruhan tetapi di essay ini saya sudah mengajukan dua model yang bisa menjadi rujukan di dalam diskusi computer-mediated communication kedepannya, enjoy!

————————————————————————————-

————————————————————————————-

Ideology in practice always forms rationalizations in human activity including from human interaction with every day technologies. Habermas (1984) called that practice as a rationally motivated binding. This rationality encourages me to take deeper understanding how human mingled themselves with rapidness impact of technology. My interest in human-computer interaction and digital media met their eyes with my study about human resource management in digital library especially when it evolves how digital library as an institution interact, or in wider sense, communicate with their user. It is interesting indeed to quest such curiosity since arrays of web technologies are growing fast and digital library nonetheless taking place as an entity in this stream. Users for digital library must be seen as integral part of institution performance. They are inevitable (Podnar, 2006) as like customers to trading company, tourists for travel agency. Hence, users are no different with other stakeholders; as Freeman (in Ylaranta, 1999) emphasized that without support from stakeholder, an organization would cease to exist.

Internet changing communication between stakeholders (Van der Merwe, 2005) and advances of web technology such as library 2.0 have affects the way library interact with their users (Curran, 2007). In my perspective, the way digital library interacting with their user emerge new conception of how library communicate to their stakeholders in which users is part of them depsite binary of internal and external. This involveness not only put boundary in align between digital library and traditional ones but also have distinguish perfomance of organisational communication in each institution. One among other interesting part in this new concept is it counts mental model of user as factor that affects user behavior thus being projected into their series of action through digital library web interface. Sherman (in Riva, 2001) have discussed models such Reduced Social Cues and Hyperpersonal Communication as nature of computer-mediated communication and factors in cyberpsychology. He pinnings that those models enable researcher to define more accurate and complete personalities and characters of CMC users nevertheless defining who the users are.

Constraints

Indeed there are many things can be discuss and follows in this matters. However, this essay aims to bring clarity only to a small gap in between communication of digital library and its user as stakeholder and try to propose models that appears from the process thus some constraints need to be pins. First, this essay only focuses the discussion on communication aspect of digital library with its users although it also comparing the process with traditional library communication performance. Second, it presumes that policies and programs considerably align same process within each institution. Third, this essay does not attempt to take more deeply into negotiation of meaning and technical consideration which occurs within interface interaction.

For terminologies, I took definition of communication from Cannon (1980) as he defined communication in the context of system as “Transfer of meaningful information from one location (the sender, source, originator, or transmitter) to a second location (the destination or receiver).” Since this essay also counts mental model, I used Doyle and Ford ( in Westbrook, 2006) proposition as “a mental model of a dynamic system is a relatively enduring and accessible, but limited, internal conceptual representation of an external system whose structure maintains the perceived structure of that system,” Other limitations that must be consider are I did not attempt to relates the models that I proposed with implications of hybrid library even though that must be really interesting to bear with. Other thing is this essay required reader understanding of whether communication system or at least whether communication is. This essay is not for beginners.

A Model of Interaction

In Exhibit 1. I proposed characteristics of communication process between library and its user, which based on two things, first, my experienced dealing with both digital and traditional library performance such as searching, browsing, and retrieving, cataloging, and borrowing books. Second ones, I took Pomerantz (2007) conception of seeing digital library as place therefore affects how users as stakeholder accessing the library. In digital library, I found user communication characteristics are;

· Low Presence: user only ‘in touch’ with screen despite interactivity the website might offer.

· Mediated: electronic media as the communication channel plays its role to succeed message from user. There always ‘in between’ and ‘relays’ situation and lack of nonverbal communication.

· Action-Perception-Action: user apt to behave according to perception they gained. They are not react instead they create new action.

· Screen/website: boundary between user and library performance is the user’s screen and digital library website.

Further in comparison with traditional library, I found user communication characteristics are;

· High Presence: user feels the tangibility of library.

· Face-to-face/Direct: communication practices between librarian and the user being enrich with nonverbal capabilities such to express user emotion directly.

· Action-Reaction: more short causality since it has less medium and what user being follows are based on library action.

· Desk: boundary between user and library performance is the front line desk.

From that comparison we could see the line between user and library institution are screen or web interface in digital library and front desk in traditional library. Either institution is emphasis on narrow action of user as tip of iceberg of entire user behavior and characteristics. Particularly in digital library process, model of interaction showed that relation of action and perception of user emerge within user mind therefore it create singular process of communication between user and web interface. That singular conception opens the opportunity to be drawn the process into a model of communication.

A Model of Communication

I develop my conception from Grunig (1992) theory of two-way symmetrical communication among public relation and company stakeholders also Morsing (2006) findings on stakeholder involvement strategy, which proposed the role of sensegiving and sensemaking between company and its stakeholders communication process. They emphasized stakeholder involveness hence build pro-active relations with corporate programs nevertheless also build equal roles in communication between them. Thus, I finally drawn the communication process between digital library and its user as stakeholder in Exhibit 2. I proposes that communication process between user and web interface of digital library whom the user being their stakeholder consist of three interdependendently area, their part and action are;

1. The user-web interface side:

  • In the context of interaction between user and web interface in digital library, user shares their action to limited options of act that the website offered. For instance, when user search or browse from the digital library website, found the information and retrieved it, what user really done was determined by the series of choices whatsoever that the digital library developers has been designed. Even for digital library that have been implemented the concept of web 2.0 such as library blogs, instead of change it, when user give a comment about a digital library policy in that blogs, the user only eligible to give comment about the issue that blogs had.
  • From the web interface, user perceived and gain perceptions of the digital library, this perceptibility build the concept of digital library whom the user interact with. The concept been abstracted into mental model refers to the interaction of user with digital library web interface, nevertheless digital library as a whole.
  • The mental model being projects into user behavior outside user interaction with digital library interface such as promoting the digital library to his/her friends.
  • When the user using the digital library web interface again, the projected behavior will be narrows again to limited of action, so on and so forth.

2. The web interface and server side:

  • Users’ action that’s being recorded as data signal hence being encode and decode in developers server.
  • The possibility for noise disruption will emerge in this area as technical problems.

3. The digital library institution-web interface side:

  • Every data that have been collected from the digital library server is use as digital library developers input of information.
  • This input subsequently taking part in internal management process and can be use as database for policy decision. In this point, users’ action became feedback for developer side.
  • Developer or digital library as institution derives the feedback to become a new or updating policy to the public which are the users.
  • New policy is being codified through documentation and/or converted process therefore it fits the developers’ server protocol and eligibly to publish in digital library web interface, so on and so forth.

Conclusion

The model of interaction and communication between digital library and user as their stakeholder has showed us that there are possibilities to involve user in development of digital library. Web interface is the edge of digital library performance therefore having a better understanding how to develop the web interface will enable digital library institution to perform better service and quality in the future. Though the theoretical and conceptual basis’ for this matter is in developing process since evolves interdisciplinary from other field of science nevertheless this essay can be taken as preliminary study.