Workshop on Greenstone (2)

Salam,

 

Tulisan pada hari ke 2 workshop on greenstone ini terlambat karena sesi ke 2 tersebut saya begitu disibukkan dengan materi yang ada, mulai jam 9 pagi hingga jam 7 malam, satu2nya jeda yaitu makan siang selama 1 jam, itupun lebih saya manfaatkan untuk berkonsultasi dengan Ian Witten. Beberapa hal menarik mengenai greenstone yaitu mengenai macros-nya. Stringnya hanya berdasarkan plain HTML jadi pustakawan awam pun bisa mengoperasionalisasikannya. Ian mendemonstrasikan beberapa hal seperti mengorganisir koleksi multimedia dan personalisasi interface semuanya dengan melalui command di librarian interface. Walaupun begitu, kesimpulan akhir saya tetap sama dengan laporan yang saya buat tahun lalu, greenstone terlalu kaku dalam pengertian desain interface dan metadata harvesting, berbeda dengan Ganesha Digital Library yang menggunakan konsep network of network (neons), greenstone di desain hanya untuk single entry server, jadi server yang mengelola metadata dan database material adalah sama. Saya bertanya kepada Ian apakah ia ada keinginan untuk mengubah tampilan greenstone untuk lebih friendly and lebih ‘2.0’ ian menjawab bahwa greenstone adalah software DL yang berasal dari computer scientists persepective jadi untuk mengubah tampilan greenstone setidaknya 5 tahun ke depan belum ada dipikirannya. Menurut saya itu sangat disayangkan, mengingat trend interface adalah seperti trend perilaku manusia, tidak mengikuti trend yang ada berarti menganulir bahwa ada pengguna dari software yang kita kembangkan. Anyway, that’s just my opinion, here’s some pictures from the workshop.

 

 

  

Iklan

22 respons untuk ‘Workshop on Greenstone (2)

  1. Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Salam kenal pak riza,
    Saya tertarik tulisan anda tentang digital library, apakah saya bisa tanya2 lebih lanjut?

    1. Waalaikumsalam,
      salam kenal juga,

      Silahkan saja, jika saya bisa jawab maka saya akan jawab, jika tidak tanya mas google aja yaa..

  2. apakah greenstone memberikan sourcecodenya tuk bisa kita develop sendiri? bahasa pemrograman apa ya yang digunakan?
    kemungkinan saya akan mengambil thesis tentang digital library tapi saya masih bingung apa yang harus saya kaji, saya berpikir tentang: “text search and retrieval” nya, mungkin pak riza ada masukan?

  3. Salam,

    Greenstone adalah open source software yang source codenya sangat terbuka sekali untuk kita kembangkan, dan ini adalah salah satu alasan kenapa greenstone menjadi popular di dunia kepustakaan digital. Basis Greenstone untuk command adalah perl, tetapi untuk aplikasi kita bisa gunakan javascript dan untuk interface saya rekomendasikan css tetapi simple html juga bisa. Untuk metadata, Greenstone sangat flexible sekali, defaultnya memakai metadata mereka sendiri tetapi kita bisa create metadata kita sendiri, kalau saya anjurkan gunakan DC extension (ECAI) sehingga tidak terlalu sulit untuk crosswalk and harvesting dengan database yang lain.

    Text search and retrieval menurut saya masih terlalu broad mas bagus,apalagi untuk sebuah tesis, saya sarankan untuk lebih spesifik bagian mana dari text retrieval yang mau diteliti. Pada greenstone, fasilitas search di govern di folder perlib termasuk string2nya, untuk lebih jelas mas bagus bisa gabung dulu di forum developer nya greenstone di website mereka atau kasih kontribusi di wiki, jujur saja saya belum join itu semua, fokus saya tidak di greenstone engine soalnya, saya lebih fokus pada usability nya.

    Semoga membantu..

  4. Alhamdulillah informasi yang pak riza berikan sangat membantu..
    Sepertinya saya tertarik pada metadata yang pak riza jelaskan tadi,
    maaf pak riza, mau tanya nih DC extension (ECAI) itu salah satu metode metadata atau apa ya? selain DC extension (ECAI) apa aja?
    dan bagaimana ya cara membuat metada sendiri pada greenstone? mungkin pak riza punya tutorialnya.
    maaf nih saya banyak nanya 😉

  5. DC extension or specific DC yang dikeluarkan oleh ECAI (Electronic Cultural Atlas Initiative) sebenarnya adalah konvensi yang digagas para praktisi IR supaya ada kesamaan makna dalam transfer data base, sama seperti MPEG-7 atau MPEG-21. Jadi sebaran metadatanya banyak sekali disesuaikan dengan tipe dokumen yang ingin disimpan dan tujuan kegunaannya, DC nya ECAI bahkan bisa memuat 4 atau 5 subfield dari DC core element. lebih lengkapnya bisa dilihat di:
    http://www.ecai.org/documentation/ecai_metadata_standard.html

    membuat metadata spesifik di greenstone sebenarnya simple: Librarian interface –> enrich –> manage metadata sets –> Assigned metadata sets, click add –> add metadata set, click new.. –> new metadata set dan seterusnya kita bisa membuat metadata kita sendiri, keep ini mind, jika membuat metadata untuk institutional repository sangat baik jika kita mengikuti aturan yang ada misalnya seri ISO 19100 untuk data GIS atau ISO 23950 untuk information retrieval, gunanya supaya digilib yang kita bangun bisa berinteraksi dengan yang lain kecuali kalo anda ingin untuk sendiri, kalo gitu kenapa bikin metadata, simpan saja di windows explorer selesai sudah…

  6. oh… jadi seperti itu,
    trus di greenstone bisa kah kita harvesting beberapa database yang lain, tetapi database tersebut berbeda server?
    jika tidak bisa, digilib lain apa ya yang mendukung kasus tersebut.

  7. @bdhamas: seperti yang sudah saya sampaikan di posting ini kalau greenstone tidak mendukung model NeoN jadi kukurangannya ya database harvesting tidak dimungkinkan oleh server lain. Yang saya tahu beberapa digilib lain seperti GDL 4.2, atau Dspace bisa digunakan untuk menharvest database berbeda server. Mungkin anda bisa tanya pada spesialis networking yang lain untuk mengkonfirmasi, saya hanya tidak terlalu fokus pada soal engine dari greenstone, semoga bisa membantu…

  8. Wah.. cepat sekali feedback nya,terimakasih.
    Brati saya emang harus pindah ke digital library lainnya.
    Terimakasih pak riza tuk penjelasannya selama ini, sangat membantu saya.
    senang berkenalan dengan anda 🙂

  9. salam kenal mas. senang membaca tulisan anda saya mencari sistem digital library yang pas akhirnya ketemu dengan greenstone. dan sistem ini menurut saya benar benar mengagumkan acungan jempol sepuluh dah. kebetulan saya menginstall greenstone di ubuntu server saya dan berhasil walau butuh satu minggu lebih untuk nyoba install greenstone sendiri dan sampai sekarang masih ada kendala dengan gli client nya dimana waktu coba buat library baru ada tulisan cant load text tapi daata udah masuk. terus untuk upload file di greenstone demo jadi foldernya ikut greenstone demo ternyata berhasil. sampai sekarang masih cari jalan gmn bisa berhasil buat folder sendiri selain greenstone demo yang ada, udah baca refrensi sana sini masih juga belum nemu ehehe soalnya bahasa inggris semua. dan memang menurut saya greenstone ini masih sedikit sekali refrensinya padahal ini aplikasih yang sangat bagus sekali. mau nanya juga mas ada gak forum greenstone kalau milis saya sudah ikut. salam kenal dari indonesia.

  10. @blackcloud: wah.. apresiasinya tinggi sekali sampai sepuluh jempol berarti bareng 2 orang temannya yach..

    kasusnya mas bisa dibilang tidak wajar, seharusnya membuat folder di greenstone sangat mudah karena intuitive sekali. Di greenstone, text plug-in udah disetting default tetapi dalam kasus tertentu plug-in tersebut harus di-add sendiri misalnya waktu kita upload dari database greenstone lain yang menggunakan setting plug-in yang berbeda. Jika kasusnya seperti itu seharusnya di TEXTplug-nya tertulis:

    if (!defined $metadata->{‘Title’}) {
    my ($title) = $$textref;
    $title =~ /^\s+/s;
    if (defined $self->{‘title_sub’} &&
    $self->{‘title_sub’}) {$title =~ s/$self->{‘title_sub’}//;}
    $title =~ /^\s*([^\n]*)/s; $title=$1;
    if (length($title) > 100) {
    $title = substr ($title, 0, 100) . “…”;
    }
    $title =~ s/\[/[/g;
    $title =~ s/\[/]/g;
    $title =~ s/\/>/g;
    $doc_obj->add_utf8_metadata ($cursection, “Title”, $title);
    }
    # Add FileFormat metadata
    $doc_obj->add_metadata($cursection, “FileFormat”, “TEXT”);

    Kuncinya adalah deskripsi metadata, karena itu yang selalu dicari greenstone untuk pertama kali setiap kita upload. Jadi dalam kasusnya mas, mungkin greenstone mengartikannya lain seperti HTMLplug atau image plugs.

    Jika ingin bergabung didalam forum greenstone silahkan ke website mereka, tetapi yah susah kalau gak mau ngomong bahasa inggris.

    Semoga bisa membantu…

  11. boleh tau mas alamat forumnya greenstone soalnya saya terbiasa dengan forum daripada milis :). terus permasalahan saya ini bisa kasih tau spesifikasinya kira kira dimana yang harus saya konfigurasi dan juga apakah nama dari greenstone demo itu kita bisa ubah terus kita kopi aja, makasih sebelumnya mas.

  12. silahkan saja ke website nya greenstone untuk gabung ke forumnya.
    susah untuk ngasih penjelasannya kalau saya gak liat langsung, tiap orang punya pendekatan yang beda, jadi maaf saya gak bisa ngasih lebih detail mungkin setelah join forumnya ada yang bisa ngasih masukkan.

    saya kira masalahnya bukan di greenstone demo jadi gak perlu diganti..

    1. setahu saya tidak ada, tapi ada developer yang bantuin bikin greenstone versi bahasa indonesia saya gak tau siapa.. mungkin mas blackcloud mau nerjemahin?

  13. maaf mas saya mau tanya…..

    kira2 modul cara install greenstone di linux ad ga mas???
    mohon bantuanny mas….

    terima kasih..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s